PedangKu telah Patah

Langit mulai memerah.. Kabut tipis membatasi jarak pandang, embun membasahi rumput-rumput kering.. Ku genggam erat pedang ini.. Pedang hebat dan indah, dia lebih berharga dari semua yang kumiliki.. lebih berharga dari nyawaku sendiri..
Dan mereka pun datang.. tanpa ragu mulai menghajarku.. apa salahKu?? entahlah!! sabetan demi sabetan, hujaman demi hujaman, terjangan demi terjangan, dan mereka pun mulai tersenyum ketika melihat darahKu membasahi rumput2 kering yang ku pijak..
Yah.. mungkin sudah waktunya untuk mengakhiri ini semua.. ku hunuskan pedangKu, kubuang sarungnya.. sebuah keputusan, mereka yang lenyap atau aku yang binasa.. Dan waktupun berjalan lebih lambat.. entah berapa leher yang kupenggal, entah berapa tangan yang kutebas, entah berapa jantung dan perut yang kutusuk, entah berapa tubuh yang kubuat terpisah dengan jiwanya.. yang jelas, sejauh jangkauan mataKu memandang, rumput2 kering itu sekarang berwarna merah..
Beberapa dari mereka melompat tinggi diudara.. menyerangKu secara vertikal secara bersamaan.. mengambil keuntungan dari gravitasi dan berat.. mengambil keuntungan dari kecepatan dan percepatan.. mengambil keuntungan dari momentum yang mereka ciptakan.. dan inilah akhir dari semuanya.. aku mencoba menahan serangan mereka dengan pedangKu.. fyuuh!!! terlalu berat.. aku tak kuasa menahan beban ini.. dan semuanya pun menjadi gelap..
Aku tersadar ketika seekor burung nazar mematuk kepalaKu.. sakiit!! hey!! aku masih bisa merasakan sakit.. aku belum mati!! ku rasakan tanganKu, masih menggenggam pedang!! kucoba membuka mataku.. mencoba menatap langit yang kini dipenuhi burung2 kematian.. kuangkat tangan kananKu.. ah!! pedangKu patah?? tidaaak!! aku tidak mempercayai penglihatanKu sendiri.. pedangKu patah?? pedang paling hebat dan indah yang pernah kumiliki telah patah??
aku berusaha dengan susah payah untuk duduk.. kupandangi sekeliling.. mencari bagian pedangKu yang terpisah.. hey!! potongannya yang lain menancap dilengan kiriKu.. hmm.. aku jadi tak usah susah2 lagi mencarinya.. kucabut potongan itu dari lenganKu.. sakiit.. ku letakkan pedang yang patah itu didepanKu.. "maafkan aku.. gara2 aku sekarang kamu patah.. maafkan aku.. tapi jangan sedih.. kamu akan ku tempa ulang.. menjadi pedang yang selalu menemaniKu.. dan kita bisa bersama2 melindungi teman2 kita sekali lagi!!"
setengah terisak dia menjawab "maafkan aku.. aku tidak bisa bersamaMu lagi.. aku tidak bisa lagi melindungi teman2 kita.. aku bahkan telah menyakiti diriMu.. maafkan aku.. sekalipun kamu menempaKu.. aku tidak akan pernah bisa pulih.. aku sudah patah.. lagipula aku sudah muak melihat darah!! beribu maaf.. aku tidak bisa!!"
Kukumpulkan kekuatan yang tersisa.. menyeret tubuh meninggalkan area pertempuran ini.. bayang2 burung nazar berkelebatan.. lolongan serigala terdengar dari kejauhan.. pikiranKu berkecamuk.. Siapa yang salah kalau pedang yang ku sayangi ini patah dan tak mau ditempa lagi?? apakah mereka yang menghancurkan pedangKu yang salah?? Aku kah yang salah?? kakekku kah yang salah dalam menempa pedang ini?? ataukah pedang ini sendiri yang salah??
Aku kembali kepondokKu.. sebuah pondok kecil dan tersembunyi disamping air terjun.. dengan pohon2 pinus disekelilingnya.. sakit dan capek.. ku coba memejamkan mata.. wangi pinus membuatku tertidur..
entah berapa hari aku tertidur.. yang jelas aku terbangun dengan tubuh penuh perban dan menyadari disampingKu tergeletak 5 batang lempengan baja.. seseorang telah merawat dan memberikan kesempatan kedua padaku.. yah mungkin kelima-limanya akan kutempa menjadi pedang.. tapi untuk saat ini kuraih lempengan yang paling pendek.. iya.. dia lempengan yang paling pendek.. paling kecil.. paling keliatan lemah.. tapi juga paling halus.. paling mudah ditempa.. paling sedikit karatnya.. dan mungkin dialah yang paling kuat.. hmm.. mungkin butuh waktu yang lama untuk membuatnya menjadi pedang.. tapi aku yakin.. suatu hari nanti dia akan menjadi pedang yang hebat.. jauh lebih hebat dari pada pedang patahKu yang mungkin sekarang sudah mulai karatan..